Thursday, September 28, 2006

Yudas Iskariot: “Aku Bukan Pengkhianat!”

Satu minggu sebelum umat Kristen mengingat kesengsara-an Kristus dan merayakan sukacita kebangkitanNya dalam perayaan paskah, saya dikejutkan oleh sebuah berita yang dimuat di surat kabar Indo.Pos, pada tanggal 9 April 2006. Berita ini mengisahkan penemuan naskah The Gospel of Judas (Injil Yudas), sebuah manuskrip kuno yang telah berumur 1.700 tahun berdasarkan analisa radiocarbon dengan metode Accelerated Mass Spectrometry (AMS) yang dilakukan di laboratorium radiocarbon University of Arizona's di Tucson - lab yang sama yang menetapkan tanggal dari Dead Sea Scrolls (Naskah Laut Mati). Proyek yang mencakup juga restorasi dan penerjemahan Injil Yudas ini dilakukan oleh Maecenas Foundation berkerjasama dengan The National Geographic Society dan Waitt Institute for Historical Discovery yang berada di California, Amerika Serikat. Untuk lebih jelas Anda dapat melihatnya dalam www9.nationalgeographic.com/lostgospel/.

Sejarah The Gospel of Judas
Berdasarkan penelitian Gospel of Judas pertama kali ditemukan di Minya dekat Mesir pada tahun 1970-an silam dan dijual ke seorang agen benda antik Mesir pada tahun 1978. Selanjutnya, pengumpul benda antik itu menjual manuskrip Yunani kuno ini hingga ke Eropa dan AS. Namun, karena tidak ada orang yang bersedia membeli “barang dagangannya”, orang Mesir itu kemudian menyimpan Injil Yudas dan manuskrip yang lainnya dalam kota deposit bank di Hicksville, New York. Setelah tersimpan selama 17 tahun manuskrip tersebut rusak, manuskrip tersebut mengering dan berubah warna menjadi coklat, bahkan telah hancur menjadi sekitar 1.000 keping. Kini The Gospel of Judas telah diterjemahkan oleh Rodolphe Kasser, Marvin Meyer, dan Gregor Wurst dan dipublikasikan dalam sebuah buku berikut tafsirannya oleh The National Geograpic Society pada bulan April 2006 ini. Sementara, manuskrip kunonya disimpan di Meseum Coptic Kairo, Mesir.

Bukan Barang Baru!
Sebenarnya, jika kita mau belajar dari sejarah, kita banyak menemukan injil-injil yang tidak kanonikal (kanonikal adalah kitab-kitab yang diterima sebagai Kitab Suci, yaitu 39 Perjanjian Lam dan 27 Perjanjian Baru, yang disahkan pada Konsili Carthage pada tahun 419 M) yang sudah beredar, seperti injil Barnabas, injil Petrus, injil Thomas, injil Yakobus, dll. Sebenarnya telah didapati framen-framen sebanyak kurang lebih 50 “injil” yang berbeda yang ditulis pada abad kedua dan ketiga. Apakah Barnabas menulis injil Barnabas, Petrus menulis injil Petrus, Thomas menulis injil Thomas, dst. Sama sekali bukan! Ini adalah produk dari sekte Gnostik yang berkembang pada abad-abad tersebut. Alkitab yang kanonikal jelas menunjukkan bahwa tidak akan ada perubahan terhadap Injil, tidak akan ada Injil yang kedua atau Injil yang lain dari Tuhan. Bisa ada Injil yang lain dan berbeda, tetapi itu pasti bukan dari Tuhan, melainkan dari Setan dan manusia. Paulus sendiri dalam suratnya telah dengan tegas menyatakan, “Sebab kamu sabar saja, jika ada seseorang datang memberitakan Yesus yang lain dari pada yang telah kami beritakan, atau memberikan kepada kamu roh yang lain dari pada yang telah kamu terima atau Injil yang lain dari pada yang telah kamu terima”. (2 Kor 11:4) “Aku heran, bahwa kamu begitu lekas berbalik dari pada Dia, yang oleh kasih karunia Kristus telah memanggil kamu, dan mengikuti suatu injil lain, yang sebenarnya bukan Injil. Hanya ada orang yang mengacaukan kamu dan yang bermaksud untuk memutarbalikkan Injil Kristus. Tetapi sekalipun kami atau seorang malaikat dari sorga yang memberitakan kepada kamu suatu injil yang berbeda dengan Injil yang telah kami beritakan kepadamu, terkutuklah dia. Seperti yang telah kami katakan dahulu, sekarang kukatakan sekali lagi: jikalau ada orang yang memberitakan kepadamu suatu injil, yang berbeda dengan apa yang telah kamu terima, terkutuklah dia”. (Gal 1:6-9). Jadi adalah sesuatu yang mustahil kalau Tuhan membuang Kitab Suci kita yang sekarang ini dan menganggap Kitab Suci ini tidak berlaku lagi, dan lalu menggantinya dengan Kitab Suci yang lain!

Penyesatan dalam The Gospel of Judas
Dalam “Injil Yudas”, figur Yudas Iskariot yang biasa kita kenal sebagai seorang pengkhianat, karena Matius, Markus, Lukas maupun Yohanes telah jelas menyatakannya sebagai yang mengkhianati dan menjual Yesus di Taman Getsemani, namun anehnya di “Injil Yudas” menggambarkan pengkhianatan ini sebagai wujud kesetiaannya terhadap Yesus dan menunjukkan bahwa ia adalah murid yang paling dekat dengan Yesus. Dalam manuskrip yang terdiri dari 13 lembar daun lontar itu tertulis bahwa justru Yesus yang meminta Yudas untuk melakukan pengkhia-natan itu dan menyerahkannya kepada tentara Romawi. Alasan-nya supaya Dia terbebas dari tubuh jasmani. Dan, karya penyela-matan baru terjadi setelah roh itu lepas dari tubuh yang fana. Di sini jelas sekali tentang pengaruh ajaran Gnostik yang berpusat pada pengetahun yang penuh misteri dan menekankan kepada dualisme antara dunia materi dan roh.

Aku Bukan Pengkhianat!
Secara keseluruhan, saya ingin menyimpulkan bahwa injil Yudas ini ingin membersihkan diri Yudas Iskariot sebagai pengkhianat, dan ia ingin mengatakan, “Aku bukan pengkhianat!” Bukankah zaman sekarang tidak sedikit orang Kristen yang juga melakukan hal-hal yang jahat dan mengatakan, “Aku bukan pengkhianat!”. Mereka mengatakan bahwa mereka mengasihi gereja, mengasihi pelayanan bahkan mengasihi dan dekat dengan Tuhan. Akan tetapi hidup mereka sesungguhnya bukan mengasihiNya, tetapi menghkianatiNya dengan sikap-sikap dan cara-cara yang tidak berkenan yang mereka lakukan terhadap gereja dan sesamanya. Hampir semua pihak yang berkonflik dalam gereja dan pelayanan sama-sama ingin mengatakan, “Aku bukan pengkhianat!” Mana yang benar? Kalau terhadap diri Yudas Iskariot, firman Tuhan memberikan jawabannya yang jelas, utuh dan benar! Demikian juga dengan siapa pun, firman Tuhan sendiri yang akan meng-hakimi. Semoga kita tidak menjadi Yudas Iskariot! ?

Dikutip dari Majalah GEMA Ed-1/Mei-Juli 2006
Emai: gemamethodist@yahoo.com

1 comment:

Anonymous said...

Bau Gnostik
Karakter Gnostik terlihat jelas sekali di Injil itu. Misalnya saja dalam percakapan antara Yesus dengan Yudas dan disebutkan bahwa Yesus menggunakan kata ‘aeons’ (kurun waktu berabad-abad) dan eternal realm (alam kekal). Disana juga disebutkan tentang ‘roh ketigabelas’ dan kata ini digunakan untuk membebaskan Yesus dan tubuh fisik-Nya supaya Dia dapat masuk ke dalam dunia roh. Ajaran Gnostik memang berpusat pada pengetahuan yang penuh misteri dan rahasia serta menekankan pada dualisme antara dunia materi dan roh. Ajaran Gnostik yang kental juga dilihat dalam pernyataan dimana Yesus menyatakan rahasia pengetahuan tentang nasib-Nya dan meminta Yudas untuk menolong-Nya melepaskan diri dari tubuh fisik-Nya dan supaya roh-Nya terlepas.

BETHLEHEM-Plg