Thursday, July 17, 2008

GELAR TEOLOGI: PAJANGAN ATAU PELAYANAN?

Kultur negara berkembang cenderung melihat bahwa keberhasilan seseorang dinilai dari segi pendidikan yang ditempuh. Masyarakat memberikan rasa hormat yang tinggi bagi kaum terpelajar dan ini membuat kebanyakan pihak tergiur untuk mendapatkan status ini bahkan dengan menghalalkan segala cara untuk mendapatkannya. Hal ini juga sudah merambat ke gereja di mana jemaat juga melihat dan menerima hanya pendeta, pengkhotbah dan pelayan yang memiliki jenjang pendidikan tinggi. Hasrat untuk mendapatkan pendidikan tinggi bukan hal yang salah, di mana Alkitab juga mengatakan di Amsal bahwa mencari kebijaksanaan adalah hal yang mulia. Namun motivasi untuk mengagungkan diri (excessive self promotion) atau terbuai dengan pujian orang lain melalui gelar teologi telah menyimpang dari apa yang menjadi tujuan hidup seorang pelayan/hamba Tuhan yang baik yang disinggung dengan jelas di dalam Alkitab.

Dualisme kehidupan pelayan juga harus dipertanyakan. Di satu pihak, pengajaran di atas mimbar ataupun kelompok kecil selalu menghimbau agar menjadi orang Kristen yang rendah hati. Di lain pihak kita bisa melihat, bahwa pelayan selalu menuliskan gelar teologi mulai dari buletin gereja, e-mail, dan kartu nama yang memberikan indikasi bahwa dia mengharapkan orang lain untuk menghormati dia sesuai dengan gelar yang diperolehnya.
Karakter ini bukan hanya ditemukan di abad modern ini. Fritz Ridenour di dalam bukunya Faith it or Fake it memaparkan 12 karakter yang ditemukan di dalam Alkitab di mana salah satunya secara prinsip adalah fenomena yang kita telusuri. Bunyinya cukup sederhana: “Amen, saya ingin melaksanakan kehendak Tuhan (Kalau itu sesuai dengan rencana saya)”.Pada dasarnya, kehendak Tuhan secara umum adalah perintah yang tertulis di dalam Alkitab dan ini berbeda dengan kehendak Tuhan khusus untuk individu tertentu. Kehendak Tuhan untuk para pelayan telah dibahas dengan gamblang di kitab Titus dan Timotius. Tuhan mau pelayannya bersikap rendah hati dan tidak sombong, dia mau mereka mempunyai integritas yang tinggi (1 Timotius 3:2). Sebaliknya, pelayan mempunyai kehendak tersendiri yaitu menonjolkan diri melalui gelar teologi dan bertujuan untuk mendapatkan nama baik dan pujian dari pihak lain daripada pengakuan dari Tuhan.

Alkitab tidak mengajarkan bahwa gelar teologi adalah syarat pokok di dalam pelayanan. Gelar teologi juga tidak menjamin atau menentukan keberhasilan di dalam pelayanan. Yang menjadi syarat utama di dalam pelayanan adalah kualitas individu yang bertugas di ladang Tuhan.

Kualitas pelayan Tuhan dicantumkan di dalam kitab Titus 1, I Timotius 3 dan II Timotius 2. Rasa hormat pihak non-Kristen menjadi suatu rujukan juga untuk menentukan kualitas pelayan.
Tuhan melihat kualitas manusia tanpa melihat berapa usia mereka. Manusia hanya melihat tumpukan pendidikan dan pengalaman yang menjadi syarat utama di dalam pelayanan. Tuhan melihat keinginan dan kepatuhan hati manusia di dalam pelayanan dan ini ditemukan juga pada orang yang usianya masih muda. Daud, Samuel, Yeremia, Yohanes Pembaptis, dan Timotius mulai melayani Tuhan pada usia yang cukup belia. Semua contoh di atas menyatakah bahwa usia bukan tolak ukur di dalam pelayanan walaupun usia juga menentukan kematangan jiwa.

Pengembangan kualitas dan pendalaman makna pelayanan adalah dua hal yang tidak perpisahkan. Pengembangan keahlian di dalam mengajar firman Tuhan membutuhkan waktu dan tenaga di dalam persiapan baik dalam bentuk formal atau informal. Kalau jalur formal sudah dilalui, maka kita harus bersyukur kepada Tuhan atas gelar teologi yang diberikan dan kemudian disimpan di dalam laci dan untuk seterusnya lebih condong melihat kebutuhan orang lain di dalam pelayanan. Tuhan Yesus menekankan betapa pentingnya untuk mengetahui arti pelayanan. Menjadi pelayan bukan untuk mencari kedudukan yang tinggi dan terhormat, namun merendahkan hati, mau melayani yang lain dan dia menjadi yang terbesar di dalam Kerajaan Allah (Markus 9:35).

Memindahkan fokus dari gelar teologi ke pelayanan membutuhkan suatu ketulusan yaitu ketulusan untuk menyangkal diri sendiri dan menempatkan Tuhan di atas segala-galanya dan kita semuanya menjadi pelayan Tuhan yang tunduk sepenuhnya kepada kehendaknya. Betapa besarnya berkat kepada para jemaat, orang Kristen dan khalayak ramai, apabila pelayan berusaha sekuat tenaga untuk mendalami dan mencontohi kerendahan hati Tuhan Yesus di dalam pelayanan mereka yang berwujudkan pelayanan inkarnasi (incarnational ministry).

Oleh: Sutjipto Utomo (Majalah GEMA Methodist Wilayah II Edisi 9/Mei Juli 2008)

1 comment:

Anonymous said...

wassup sadikingunawan.blogspot.com admin found your site via yahoo but it was hard to find and I see you could have more visitors because there are not so many comments yet. I have found website which offer to dramatically increase traffic to your website http://mass-backlinks.com they claim they managed to get close to 4000 visitors/day using their services you could also get lot more targeted traffic from search engines as you have now. I used their services and got significantly more visitors to my site. Hope this helps :) They offer most cost effective services to increase website traffic at this website http://mass-backlinks.com