Thursday, October 19, 2006

Zhu (Allah), Raja Atas Segala Raja

(1 Tim. 6:11-16; Why.17:14; 19:16)

DARI sekian banyak kaisar Romawi, Nero adalah kaisar yang namanya tercatat dalam
sejarah dan menjadi topik kajian oleh sejarawan. Namun ia terkenal bukan karena kebijaksanaan yang dimilikinya atau kehebatan kemampuan militernya, melainkan kegilaannya. Lantaran kegilaannya, sekitar 2.000 tahun yang lalu rakyat Kota Roma, ibu kota Kerajaan Romawi, kalang kabut mengungsi, saat Kota Roma sengaja di-bakar habis, atas perintah Kaisar Nero ini. Tatkala api membakar Kota Roma, rakyat kebingungan berlarian ke sana kemari dan korban tewas di antara rakyat berjatuhan, Kaisar Nero menonton dari jendela istana sambil memetik dawai, menya-nyi, dan membuat sajak. Kejadian ini terjadi pada tahun 64 dan ia menuduh orang-orang Kristen sebagai penyebab kebakaran besar yang hampir menghanguskan seluruh Roma.

Orang-orang Krsiten di Roma pada masa kaisar ini mengalami aniaya, siksa dan penghinaan yang sangat memalukan. Tubuh mereka dilapisi kulit binatang liar untuk dicabik-cabik oleh anjing lapar, disalibkan dan dibakar hidup-hidup. Nero menangkap ribuan orang-orang Kristen, lalu mengadu mereka dengan singa, harimau, dan beruang karena mereka memeluk agama yang berbeda dengan agama resmi Kerajaan Romawi. Ini menjadi teror tersendiri bagi mereka yang mengalaminya, sebelum mereka tewas. Nero yang juga konon mengangkat kudanya sebagai senator yang dihadirkan dalam rapat senat ini memang semasa kanak-kanak sudah belajar menjadi sadis dan bengis dengan cara suka sekali mencabut kaki-kaki jangkrik dan kumbang dan memotong sayap kupu-kupu. Ini hanya untuk kesenangan dan sekadar untuk melihat apakah jangkrik dan kumbang bisa hidup tanpa kaki dan kupu-kupu bisa hidup tanpa sayap. Nero juga telah meracuni ayah angkatnya Claudius Pertama dan dia kemudian menggantikan kedudukan ayah angkatnya itu sebagai Kaisar Romawi. Selama masa pemerintahannya yang kuat, Nero telah membunuh banyak orang terdekatnya, seperti ibunya, istrinya, dan saudaranya sendiri, dan bangsawan-bangsawannya.

Kaisar berhati kejam ini seakan-akan menang atas Tuhan orang Kristen, apalagi dengan berhasil dibunuhnya tokoh besar dalam kekristenan: Rasul Petrus dihukum mati dengan disalibkan terbalik di Taman Nero dan Rasul Paulus yang dipenggal kepalanya di Roma sekitar tahun 67. Kemenangan itu tak bertahan lama. Di tengah pergolakan yang timbul dan menjelang kemenangan para pembe-rontak, Nero yang dilahirkan dengan nama Lucius Domitius Ahenobarbus mengakhiri sendiri ke-hidupannya pada tanggal 8 Agustus 68 dalam usia 31 tahun. Nero adalah contoh tragis seorang raja yang tidak tahu akan adanya Raja yang jauh lebih perkasa di atasnya.

Zhu dalam bahasa Mandarin dapat diartikan sebagai “Tuhan”. Jika kita perhatikan kata “Zhu” dibentuk dari kata “wang” yang berarti “raja” dengan sebuah titik di atasnya yang mengimplika-sikan bahwa Tuhan (Zhu) lebih tinggi dan ber-kuasa di atas raja (wang). Di dalam “Zhu”, kita dapat membaca sebuah pernyataan bahwa Tuhan adalah Raja di atas segala raja, melebihi Nero dan raja-raja lainnya. Biarlah kita senantiasa taat kepadaNya sebagai Tuhan (Zhu) kita, Raja di atas segala raja, Tuan di atas segala tuan.

Oleh: Pdt. Sadikin Gunawan
dikutip dari Majalah GEMA Ed.1/Jun-Agt 2006

No comments: